Menurut
definisi umum, nabi adalah seorang manusia yang menerima wahyu Tuhan, dan wahyu
yang dimaksud bisa berupa penglihatan (vision) maupun suara (audible) yang
memang berasal dari Sang Pencipta, Allah Yang Mahakuasa, oleh karena itu,
definisi yang mungkin lebih tepat untuk “Nabi Palsu” adalah orang yang merasa
mendapat wahyu dari Tuhan, entahkah dia merasa menerima dari malaikat maupun
langsung dari Tuhan, padahal sebenarnya “wahyu” tersebut tidak berasal dari
Tuhan. Sepintas penerimaan wahyu dan “wahyu” tersebut mungkin nampak sama,
yaitu melalui suatu proses “supranatural” yakni fenomena spiritual tertentu,
namun jika diteliti dan dikaji lebih lanjut mengenai kandungan pesan yang
dibawa oleh wahyu dan “wahyu” tersebut
akan ternyata berbeda dengan kehendak Allah, yang dalam hal ini kita pakai
Alkitab sebagai referensi terpercaya.
Artikel
ini dibuat tidak bertujuan untuk mendiskreditkan agama tertentu, namun kiranya
boleh menjadi pertimbangan bagi para pencari kebenaran, oleh karena jika
seseorang secara sadar atau tidak sadar mengikuti wahyu palsu, maka akan dapat
berakibat cukup fatal yang membuatnya tersesat sehingga jauh atau semakin jauh
dari kasih karunia Allah. Apapun definisi tentang keselamatan. misalnya, namun
berada di atas suatu “jalan” yang benar merupakan suatu kondisi awal atau
“infrastruktur” penting untuk bagaimana seseorang dapat memulai suatu kehidupan
beriman yang akan membawanya pada keselamatan jiwa.
Alkitab
LAI sebut frase “nabi palsu” sebanyak dua
belas kali.
Jika Anda
search frase “nabi palsu” di Alkitab LAI, akan dijumpai sebanyak 12 kali frase
itu muncul.
7 Ciri
Khas Nabi Palsu:
“Waspadalah
terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba,
tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan
mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah
ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang
baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak
mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon
yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. ” (Matius 7:15-18)
- Dia (mereka) hanya menginginkan sesuatu yang dapat dinikmati dari umat atau jemaat (seperti serigala yang ingin menikmati daging kambing).
- Dia (mereka) tidak memberikan pengajaran maupun contoh kehidupan yang sifatnya membangun atau mensejahterakan kehidupan rohani umat atau jemaat (pohon tanpa buah yang baik untuk dinikmati) “Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.” (Mat 24:11-12)
- Dia (mereka) memberi pengajaran yang menyesatkan umat atau jemaat, yang berdampak tumbuhnya kedurhakaan umat atau jemaat sebagai akibat mentaati ajaran “nabi” tersebut, entahkah itu berupa tindakan “violence” , kekerasan, kebengisan, yang justru terjadi karena ketaatan pada ajaran palsu tersebut. Di bawah kondisi ini, orang-orang tidak lagi mempunyai kasih kepada sesama, oleh karena kasih itu telah menjadi dingin oleh sebab “racun” dari pengajaran sesat (wahyu palsu) sang Nabi Palsu. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga. (Mat 24:24)
- Dia (mereka) mungkin saja dapat melakukan “mujizat” yaitu sesuatu kejadian supranatural tertentu tetapi yang jelas bukan dilakukan oleh Roh Kudus. Mujizat palsu inilah yang dalam taraf tertentu membuat umat atau jemaat menyangka bahwa dia (mereka) merupakan nabi Tuhan sehingga diikuti. Bahkan orang-orang pilihan ada juga yang dapat disesatkannya. Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaranpengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka. Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat. Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda. (2 Ptr 2:1-3)
- Menyangkali penebusan Yesus Kristus.
- Hidup dalam hawa nafsu.
- Oleh pengajaran sesatnya, umat (jemaat) akan menghujat (menghina) Jalan Kebenaran.
Nabi
Palsu mungkin saja bisa berasal dari kalangan Kristen sendiri, maupun di luar
Kristen.
Sumber: https://gkbigombong.wordpress.com/pengajaran/7-ciri-khas-nabi-palsu/