SEKILAS TENTANG KRISTEN KARISMATIK

Kristen Kharismatik adalah aliran agama Kristen yang bercirikan [menonjolkan] karunia rohani atau 'gerakan roh'.Kata Kharismatik berasal dari bahasa Yunani; χάρισμα=Kharisma=karunia roh. Pandangan ini berdasar pada Alkitab Perjanjian Baru terutama Surat Roma, Surat I Korintus dan I Petrus. Suatu exegese Alkitab-iah terhadap teks-teks dari Kitab-kita tertentu tadi menjadikan mereka yakin bahwa Kristus yang memberikan karunia-karunia rohani kepada gereja untuk membawakan perbaikan melalui Roh, sesuai dengan hak istimewa dan anugerah ilahi.

Sejarah Perkembangan
Aliran ini sebenarnya sudah ada sejak zaman reformasi dikenal dengan Anabaptis, bahkan mereka [penganutnya] mengaku sudah ada sejak gereja mula-mula abad kedua, yaitu yang dikenal dengan montanisme.Hal ini diambil dari tokoh Kristen, Santo Athanasius dari Alexandria dan Santo Antonius, Montanisme sendiri dibangun oleh Origenus. Namun baru muncul sebagai gereja pada abad 20an. Kemunculannya banyak mendapatkan sambutan di berbagai negaran namun juga terkadang menimbulkan reaksi gereja-gereja resmi: Presbiterian, Kongregasiona, Anglikan dsb.Gerakan ini ada yang menjadi gereja, namun juga ada yang tetap menjadi gerakan atau sekte. Atau juga disebut Gerakan Pentakostal baru, hal ini dilihat dari ajaran teologinya. Namun, terdapat juga beberapa daerah yang berkonflik antar anggota gereja Kharismatik ini, yaitu antara kaum muda dan pendahulunya, hal ini dikarenakan tradisi dalam ibadah yang sangat emosional, menekankan doa, pujian dsb. Zaman perkembangan Kristen Kharismatik yang paling besar terjadi pada abad XIX, yang juga disebut sebagai Gerakan Pentakostal Baru, atau Gerakan Zaman Baru, atau Gerakan Gelombang ke Tiga.

Di Nigeria, pada tahun 1970 mengalami keterpurukan pertumbuhan ekonomi, infrastrukur dan permasalahan perbankan.Gerakan agama ini dilakukan bersama-sama dengan warga negara yang beragama lain; Islam Fundamental, Kristen Evangelical, dan mengajarkan kehidupan yang bermoral. Pertumbuhannya sangat cepat, hingga pada tahun 1991 Kristen Evangelical mencapai 6 juta penganut, sedangkan 1994 tercatat 400 ribu penganut Kharismatik.

Di Amerika yang lebih banyak beraliran Lutheran, memiliki pergumulan sendiri dalam menghadapi Kristen Kharismati ini.
Pada aba ke XIX,khususnya pada pasca Perang Dunia IItahun 1945, Gerakan Kharismatik ini mengalami kejayaan. Setelah kemenangan Amerika pada banyak tempat, termasuk pada Perang Korea (1950)Amerika mengalami perkembangan dalam industri dan berkelimpahan materi. Namun kekosongan spiritual juga tidak bisa diabaikan, sehingga Gerakan Kharismatik mudah sekali disukai orang. Salah satu sebabnya adalah karena Teologi ini juga mengajarkan Teologi Sukses.

Di Korea Selatan Gerakan Kharismatik sangat besar. Diawali dengan kemenangan Amerika Serikat pada Perang Korea (1950), Gerakan ini kemudian dikenal oleh warga negara itu. Tokoh yang paling terkenal adalah Paul Yongi Cho. Melalui Seminar Pertumbuhan Gereja yang didakan di gereja Yoido Full Gospel Church Bahkan penyebarannya sudah memasuki acara-acara dalam beberapa media, TV, dan promosi lainnya.

Teologi Kharismatik
Landasan utama teologi dari Kristen Kharismatik adalah karunia rohani sebagai gerakan roh. Tokoh-tokoh dalam Gerakan ini sangat fasih memakai ayat-ayat Alkitab tertentu. Berbagai hal bisa kita lihat dari cara hidup penganutnya, buku-buku, Tata cara ibadah Kharismatik serta lagu-lagu yang dipakai dalam ibadahnya

Karunia Rohani
Karunia Rohani sebagai terjemahan dari Kharisma (tunggal) atau Kharismata (jamak) terdapat di Perjanjian Baru: Surat Roma, Surat I Korintus dan I Petrus. Secara spesifik terdapat dalam Roma 1:11, 5:15, 16, 6:23, 11:29, 12:6, dalam I Korintus 1:7, 7:7, 12:4, 9, 28, 30, 31, II Korintus 1:11, I Timotius 4:14, I Timotius 1:6, I Petrus 4:10. Hal ini dipercaya sebagai pekerjaan Yesus Kristus dalam Roh Kudus. Konsep Allah, seperti diajarkan Peale dan Cerullo adalah: “        Untuk memahami Allah maunusia perlu memiliki suatu indera yang baru. Suatu indera keenam... Apabila kita berdoa, maka kita yakin sepenuhnya bahwa indera keenam kita itu bekerja, dan menciptakan iman. Dengan iman itu kita dapat menyaksikan bahwa segala-galanya itu bisa terjadi.”
Karunia rohani sangat banyak jumlahnya, di dalam Alkitab disebutkan :

Berkata-kata dengan hikmat
Berkata-kata dengan pengetahuan
Karunia iman
Karunia menyembuhkan
Karunia bernubuat
Karunia membedakan bermacam-macam roh
Membedakan berkata-kata dalam bahasa roh
Karunia menafsirkan bahasa roh

Bahkan masih banyak lagi tafsiran karunia roh dari Alkitab, namun yang paling ditonjolkan adalah karunia menyembuhkan, bahasa roh, bahkan bisa dipelajari. Bagi mereka, merupakan suatu keharusan, seorang yang memiliki hidup baru harus memiliki karunia rohani yang membedakan dengan orang lain. Dari hal inilah, tidak jarang ajarannya mengalami penolakan oleh Gereja-gereja dengan aliran lain, sebab bagi mereka karunia rohani bukan ukuran seseorang beriman, karena merupakan hal yang tidak dapat dicapai, bahkan ditakutkan membawa frustasi bagi jemaat.[3]

Secara singkat, Dasar doktrin dari Gereja Kharismatik:
Alkitab adalah inspirasi Allah
Trinitas – satu hakikat tiga persona
Hukum moral, apa yang mengikat seluruh umat manusia sebagai aturan hidup
Keselamatan melalui penebusan Yesus Kristus
Kebutuhan pertobatan dan iman kepada Yesus Kristus
Kesucian, yang sukarela mengabdi kehendak seseorang kepada kebaikan tertinggi Allah dan kerajaan-Nya
Kesucian yang terus menerus yang tumbuh dan berkembang sebagai pengetahuan seeorang yang bertumbuh dan berkembang
Kesempurnaan kekristenan artinya bahwa seseorang dapat sungguh-sunggu dikirim perbudakan kepada dosa
Baptisan dalam Roh Kudus dan Karunia Rohani
Penyembuhan Ilahi
Spiritualitas kristiani, yaitu persatuan dengan Allah
Bahwa Iblis adalah pengatur dunia dan dewa dari abad ini, tetapi Allah telah memberikan kepada kita kekuatan dan kekuasaan mengalahkannya
Keselamata itu bersifat kekal, yang walaupu seseorang kehilangan keselamatan mereka, kebaikan terbaik adalah kebenaran orang percaya akan ketekunannya
Ikatan spiritual dalam gereja yang universal
Sakramen Babtis dengan air dan Persatuan dengan Roh, termasuk kehadiran Roti dan Anggur
Kedatangan kedua dari Yesus Kristus ‘’pre-mellennium’’

SUMBER: https://id.wikipedia.org/wiki/Kristen_kharismatik

BAHASA ROH DALAM SEJARAH

Topik bahasa lidah adalah topik yang penting untuk dipelajari dari Alkitab. Hal ini disebabkan karena ada begitu banyak orang Kristen yang tidak tahu apa kata Alkitab tentang bahasa lidah. Mereka hanya ikut-ikutan terhadap apa yang mereka lihat sedang dilakukan orang lain. Orang Kristen tidak boleh puas dengan sekadar ikut-ikutan, tetapi harus menggali dari Alkitab konsep bahasa lidah yang sejati. Dalam pembelajaran tentang bahasa lidah ini, ada cabang ilmu pendukung yang sangat membantu, yaitu sejarah.

Bagaimanakah sejarah dapat membantu kita mengerti lebih lanjut permasalahan ini? Topik ini membicarakan durasi dari karunia bahasa lidah. Nah, penyelidikan sejarah dapat membantu memberikan terang atas kedua aspek bahasa lidah tersebut – sifat dan durasinya.

A. Apakah bahasa lidah?

Ada dua pandangan utama. Pandangan pertama adalah bahwa bahasa lidah, sebagaimana tercatat dalam Kisah Para Rasul pasal 2, adalah kemampuan untuk tiba-tiba (tanpa belajar) berbicara dalam bahasa-bahasa lain. Bahasa-bahasa lain yang dimaksud di sini adalah bahasa manusia yang eksis secara nyata. Menurut pandangan ini, jika ada orang lain yang kebetulan menguasai bahasa suku lain, maka ia dapat memahami bahasa lidah yang sedang diucapkan yang kebetulan adalah bahasanya. Pandangan kedua mengajukan, bahwa sesuai dengan yang banyak terlihat di kebaktian-kebaktian Kharismatik dan Pantekosta, bahasa lidah (mereka menggunakan istilah “bahasa roh” padahal dalam bahasa aslinya tidak ada kata roh) bukanlah bahasa yang eksis secara nyata, tetapi adalah serentetan bunyi yang dikeluarkan oleh pembicara, yang tidak beraturan, yang cenderung repetitif (suku kata tertentu diulangi berkali-kali), yang biasanya diucapkan dengan emosional dan cepat. Intinya, pandangan ini mengajukan bahasa lidah sebagai bunyi repetitif yang tidak beraturan dan tidak bermakna. Yang manakah yang benar? Tentu kita harus mengeceknya dari Firman Tuhan. Itu yang utama. Tetapi, sebagai pendukung, kita juga dapat melihat, yang manakah yang benar-benar merupakan gerakan dari Allah dalam sejarah.

Hal yang sama dapat dikatakan mengenai masalah durasi bahasa lidah. Apakah bahasa lidah masih berlaku hari ini? Jika tidak, sampai kapankah bahasa lidah tetap ada? Tentu sekali lagi jawaban utama harus disimpulkan dari pengajaran Alkitab, dan Pedang Roh membahas sisi Alkitab dengan mendalam di artikel lain. Untuk artikel ini, kita akan menggunakan sejarah untuk membantu kita dalam hal ini, dan melihat, sampai kapankah dalam sejarah terdapat bahasa lidah yang sejati? Mari kita masuk ke dalam pembahasannya.

B. Zaman Sebelum Masehi

Dalam catatan sejarah, sama sekali tidak ada sumber yang meyakinkan yang mencatat bahwa ada orang yang tanpa belajar, tiba-tiba bisa berbicara dalam bahasa lain, sebelum Masehi. Satu-satunya kejadian yang mendekati hal ini adalah kejadian pada saat Tuhan mengacaukan bahasa manusia di menara Babel. Pada saat itu, manusia yang tadinya satu bahasa, tiba-tiba berbahasa lain. Tetapi jelas, bahwa kejadian di menara Babel bukanlah karunia bahasa lidah.

Sebaliknya, ada cukup banyak catatan orang-orang yang “berbicara” mengeluarkan bunyi-bunyi tidak beraturan secara emosional. Yang mengejutkan adalah orang-orang ini kebanyakan dipercayai sedang “kerasukan” oleh dewa atau dewi tertentu. Mereka menjadi semacam jurubicara bagi dewa atau dewi tersebut. Penemuan arkeologi membeberkan bahwa bukanlah kejadian yang langka bagi penyembah dewa tertentu (seperti dewa Amon, Apollos, dll), untuk dirasuki pada waktu-waktu tertentu [George A. Barton, Archaeology and the Bible (Philadelphia: American Sunday School Union, 1916), hal. 353]. Saat mereka sedang dirasuki itulah, biasanya mereka akan komat-kamit secara tidak jelas, mengeluarkan bunyi-bunyi secara emosional, yang tidak memiliki makna bagi telinga manusia normal. Hal ini tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di berbagai “kebaktian” Kharismatik hari ini.

Jadi, catatan sejarah pada periode waktu ini menunjukkan bahwa bunyi-bunyi yang emosional tidak beraturan, banyak terjadi di kalangan penyembah berhala. Sedangkan kemampuan untuk tiba-tiba berbicara dalam bahasa lain hanya terjadi saat menara Babel, walaupun itu bukan karunia bahasa lidah, tetapi adalah intervensi Tuhan untuk membagi kelompok bahasa manusia.

C. Zaman Rasul-Rasul

Kita tidak akan membahas zaman ini terlalu mendetil, karena membahas zaman ini berarti membahas kejadian-kejadian yang tercatat dalam Alkitab, yang tentunya dibahas pada artikel lain. Tetapi, sedikit rangkuman dapat diberikan, yaitu bahwa dalam Alkitab, bahasa lidah adalah kemampuan untuk berbicara dalam bahasa lain, bukan bunyi-bunyi emosional yang tidak beraturan.

D. Zaman Kekristenan Awal

Zaman ini mencakup abad kedua hingga keempat, atau yang sering disebut sebagai zaman “bapa-bapa gereja.” Ada tokoh-tokoh pada zaman ini yang menyinggung tentang bahasa lidah dalam tulisan mereka, sehingga kita dapat menyimpulkan pandangan mereka terhadap topik yang satu ini. Ada beberapa kutipan yang menjelaskan sifat dan durasi dari bahasa lidah.

Yang pertama adalah Irenaeus yang menyatakan, “Untuk alasan inilah sang rasul menyatakan, ‘Kami mengatakan kata-kata bijak di antara mereka yang sempurna,’ dan memakai istilah “sempurna” untuk mengacu kepada mereka yang telah menerima Roh Allah, dan yang melalui Roh Allah, berbicara dalam semua jenis bahasa, sebagaimana Ia sendiri berbicara” [Irenaeus, “Against Heresies” Vol. I of the Ante Nicene Fathers, (The Ages Library Collections), buku 5, bab 6, hal. 1].
Jadi, jelas bahwa Irenaeus mengartikan bahasa lidah pada zaman rasul sebagai bahasa yang eksis yang riil dan nyata, bukan bunyi-bunyi emosional yang tidak beraturan.

Chrysostom, seorang tokoh lain yang hidup di abad keempat menulis tentang sifat bahasa lidah, “Barangsiapa yang dibaptis, ia langsung berbicara bahasa lidah dan bukan hanya bahasa lidah, tetapi banyak yang juga bernubuat, dan sebagian melakukan karya-karya yang ajaib… Dan yang satu langsung berbicara dalam Persia, dan yang lainnya dalam Romawi, yang lain dalam India, yang lainnya dalam bahasa lain:” [Chrysostom, “Homilies on First Corinthians,” ed. Philip Schaff, Vol. XII of the Nicene and Post-Nicene Fathers, First Series, (The Ages Library Collections), bahasan 29, ay. 1,2]. Jadi jelas juga bahwa Chrysostom mendukung bahasa lidah sebagai bahasa sejati.
Chrysostom juga menjelaskan tentang durasi bahasa lidah: “Seluruh perikop ini sangat remang: tetapi keremangan itu terjadi karena ketidak-tahuan kita sebab kejadian-kejadiannya sudah berakhir, yaitu dulu memang terjadi, tetapi sekarang tidak terjadi lagi” [Ibid]. Jadi, Chrysostom mengatakan bahwa pada zaman dia, bahasa lidah sudah berakhir.

Agustinus adalah tokoh yang sangat terkenal, dan dia mengatakan, “Pada waktu-waktu yang terdahulu, ‘Roh Kudus datang atas mereka yang percaya: dan mereka berbicara dengan bahasa-bahasa,’ yang belum mereka pelajari, ‘dan sesuai dengan yang berikan oleh Roh kepada mereka.’ Hal-hal ini adalah tanda-tanda untuk waktu itu. Karena sudah seharusnya bahwa tanda Roh Kudus terjadi dalam segala bahasa, untuk menunjukkan bahwa Injil Allah dimaksudkan untuk segala bahasa di bumi. Hal itu terjadi untuk menjadi suatu tanda, dan telah berakhir.” [Augustine, “Ten Homilies on First John” Vol. VII of the Nicene and Post-Nicene Fathers, First Series, (The Ages Library Collections), bahasan 6, 10].
Kutipan di atas menunjukkan dua hal, yaitu bahwa Agustinus menganggap bahasa lidah sebagai bahasa yang nyata, bukan bunyi-bunyi tidak beraturan, dan juga bahwa bahasa lidah sudah berakhir pada zamannya.

Nah, bagaimana dengan pendukung bahasa lidah sebagai bunyi-bunyi tidak berarturan yang emosional? Apakah mereka memiliki pendukung dalam sejarah periode ini? Ternyata ada, yaitu kaum Montanis. Kaum Montanis dipimpin oleh Montanus, ia menekankan pengalaman emosional yang mirip Kharismatik hari ini, yaitu berbicara (sebenarnya berbunyi, karena tidak mengandung arti) tak beraturan secara emosional. Permasalahannya adalah, Montanus melakukan banyak kesalahan, salah satunya adalah menganggap proses pewahyuan terus berlangsung. Oleh sebab itu, ia banyak bernubuat, dan nubuatnya terbukti salah. Salah satu nubuat-nya adalah akan ada perang, tetapi perang tidak kunjung datang [Eusebius, “The Church History of Eusebius,” Vol. I of the Nicene and Post-Nicene Fathers, Second Series, (The Ages Library Collections), buku 5, bab 16].

Kesimpulannya adalah bahwa masyarakat Kristen umum percaya bahasa lidah adalah bahasa sejati yang dipakai oleh manusia yang sudah berhenti. Ada kelompok tertentu, yang dianggap sesat oleh yang lain, yang mempraktekkan bahasa (bunyi) sembarangan, dan mengklaimnya sebagai bahasa lidah.

E. Abad-Abad Pertengahan

Pada masa ini, Gereja Katolik menguasai kancah politik sekaligus agama. Dengan kekuasaan mereka, segala jenis gereja tandingan dihancurkan. Oleh sebab itu, tidak banyak catatan dari gereja-gereja lain, karena gereja-gereja lain sibuk melarikan diri dari ancaman Katolik. Dalam zaman yang penuh kekacauan ini, banyak terdapat catatan tentang berbagai tokoh Katolik, yang mendapat “bahasa” kacau yang tidak beraturan. Tetapi, sulit untuk memastikan kebenaran klaim-klaim ini, karena sering bertentangan. Ada beberapa klaim terjadinya kemampuan berbahasa lain secara spontan, misalnya atas diri Xavier, seorang misionari Katolik ke Cina dan Jepang. Tetapi, sekali lagi, catatannya kontradiktif, karena di tempat lain dikatakan bahwa Xavier mempelajari bahasa-bahasa tersebut [The Catholic University of America, New Catholic Encyclopedia, 2nd ed., 15 vol. (Farmington Hills, MI: Gale, 2003), VI, hal. 249].

Sebagai kesimpulan, pada masa ini tidak banyak catatan yang dapat dipercayai. Gromacki memberikan pandangan yang sangat benar bahwa, “Kecenderungan Roma Katolik untuk mengangkat dan mengkultuskan (bahwa) santo santa mereka harus selalu diingat ketika sedang mengevaluasi suatu klaim akan mujizat, apakah itu penyembuhan ataupun bahasa lidah.

Untuk alasan ini, klaim apapun akan glossolalia dari sumber-sumber Katolik harus dianggap tersangka” [Robert G. Gromacki, The Modern Tongues Movement (Grand Rapids: Baker Book House, 1972), 20]. Yang jelas, bahasa lidah bukanlah sesuatu yang umum terjadi, dan tidak dipraktekkan oleh orang-orang Kristen pada zaman ini.

E. Setelah Reformasi

Setelah Reformasi, mulailah terbit kebebasan beragama, dan berbagai aliran bermunculan. Satu hal yang menarik adalah bahwa para tokoh Reformator, tidak ada satu pun yang berbahasa lidah. Mereka juga tidak mendukung bahasa lidah. Bahkan menurut mereka bahasa lidah sudah berhenti sejak abad mula-mula. John Calvin menulis dalam commentary-nya bahwa “karunia bahasa lidah, dan hal-hal lain seperti itu, sudah sejak lama berhenti dalam Jemaat; tetapi roh pengertian dan kelahiran kembali tetap berkuasa, dan akan selalu berkuasa” [John Calvin, Acts, diterj. Henry Beveridge, ed. Christopher Fetherstone, 2 vol. (Grand Rapids: Baker Book House, 1999), I, hal. 452]. Ini adalah kesaksian yang kuat, bahwa orang-orang yang memotori gerakan Reformasi, sama sekali tidak melihat bahasa lidah sebagai suatu karunia yang masih berlangsung, dan tidak merasa memerlukan bahasa lidah untuk membuktikan bahwa Allah sedang bekerja melalui mereka.

Bagaimanapun juga, ada beberapa kelompok yang mengklaim bahasa lidah pada zaman ini. Namun, mereka mempraktekkan bahasa lidah sebagai bunyi-bunyi emosional yang tidak beraturan, dan bukannya bahasa manusia yang nyata eksis. Contoh yang nyata adalah kelompok seperti Quakers dan Shakers. Masalahnya, kelompok-kelompok ini memiliki pandangan yang aneh-aneh. Quakers, contohnya, tidak melaksanakan baptisan, dan mereka tidak banyak memakai Alkitab, tetapi “dituntun oleh Roh Kudus dan terang yang ada dalam diri.” Pandangan seperti ini jelas akan membuat mereka semakin sesat. Shakers lebih parah lagi. Dipimpin oleh seorang wanita, Ann Lee Stanley, kelompok ini menganggap Allah memiliki sisi laki-laki dan wanita, dan bahwa kedatangan kedua Yesus dipenuhi dalam diri Ann Lee Stanley. Kelompok lain yang mempraktekkan bahasa lidah antara lain adalah Mormon, yang adalah bidat yang sesat. Kelompok Camisard adalah segelintir orang-orang Protestan yang tinggal di pegunungan Cevennes, Perancis, yang menggunakan nubuat dan “bahasa lidah” untuk mendukung gerakan politik mereka melawan raja Perancis. Kelompok Jansenis adalah kelompok Katolik yang juga suka berbahasa lidah.

Jadi, memang banyak kelompok yang mempraktekkan bunyi-bunyi tidak beraturan, tetapi mereka mewakili spektrum teologi yang sangat bervariasi. Banyak di antara kelompok-kelompok ini sesat dan diyakini sebagai bidat. Tetapi semuanya mempraktekkan bahasa lidah yang tidak dapat dibedakan satu dari yang lainnya, yaitu bunyi-bunyi emosional yang tidak beraturan. Hal ini membuat kita menyimpulkan lebih lanjut lagi, bahwa bunyi-bunyi emosional yang tidak beraturan itu bukanlah bahasa lidah sejati yang berasal dari Tuhan, karena Tuhan tidak akan memberikan karuniaNya bagi kelompok-kelompok sesat yang bahkan tidak lahir baru. Kita menyimpulkan, bersama dengan para tokoh Reformasi, bahwa bahasa lidah yang sejati adalah berbahasa dalam bahasa manusia lain yang nyata, yang tidak pernah dipelajari yang bersangkutan sebelumnya, dan bahwa karunia bahasa lidah ini sudah berhenti sejak abad pertama, bahkan sebelum proses pewahyuan berhenti.

F. Zaman Modern

Gerakan Pentakosta meledak pada awal abad ke-20, yaitu dimulai dengan “kebangkitan rohani” di Azusa. Gerakan Kharismatik, mulai pada pertengahan abad ke-20, dan adalah masuknya paham Pantekosta, terutama dalam hal nubuat, bahasa lidah, dan filosofi musik, ke gereja-gereja denominasi lain.


Sejak munculnya kelompok Pentakosta dan Kharismatik itulah, orang percaya di seluruh dunia diperhadapkan dengan fenomena bahasa lidah yang terus menerus dilakukan oleh mereka. Tetapi,  “bahasa lidah” yang dilakukan oleh kelompok Pentakosta dan Kharismatik adalah versi bunyi-bunyian yang emosional dan tidak beraturan. 

Sejarah mencatat bahwa bunyi-bunyi tidak beraturan seperti itu dilakukan oleh penyembah berhala, oleh para aliran sesat, dan kelompok-kelompok dengan doktrin yang kacau. Sebaliknya, sejarah mencatat, bahwa bahasa lidah yang merupakan bahasa manusia nyata, telah berhenti sejak abad pertama. Memang, cukup banyak kaum Pentakosta/Kharismatik yang mereka, mengklaim dapat berbahasa lain, tetapi klaim-klaim ini tidak pernah terbukti. Setiap rekaman bahasa lidah pada kebaktian Kharismatik yang dianalisis, ternyata adalah serangkaian bunyi saja, dan bukan bahasa apapun

sumber: Sumber: https://marudutsianturi.wordpress.com/2015/04/23/bahasa-roh-lidah-1-sejarah-dari-zaman-sebelum-masehi-hingga-ke-zaman-modern/

7 (TUJUH) CIRI CIRI NABI PALSU

Menurut definisi umum, nabi adalah seorang manusia yang menerima wahyu Tuhan, dan wahyu yang dimaksud bisa berupa penglihatan (vision) maupun suara (audible) yang memang berasal dari Sang Pencipta, Allah Yang Mahakuasa, oleh karena itu, definisi yang mungkin lebih tepat untuk “Nabi Palsu” adalah orang yang merasa mendapat wahyu dari Tuhan, entahkah dia merasa menerima dari malaikat maupun langsung dari Tuhan, padahal sebenarnya “wahyu” tersebut tidak berasal dari Tuhan. Sepintas penerimaan wahyu dan “wahyu” tersebut mungkin nampak sama, yaitu melalui suatu proses “supranatural” yakni fenomena spiritual tertentu, namun jika diteliti dan dikaji lebih lanjut mengenai kandungan pesan yang dibawa oleh  wahyu dan “wahyu” tersebut akan ternyata berbeda dengan kehendak Allah, yang dalam hal ini kita pakai Alkitab sebagai referensi terpercaya.

Artikel ini dibuat tidak bertujuan untuk mendiskreditkan agama tertentu, namun kiranya boleh menjadi pertimbangan bagi para pencari kebenaran, oleh karena jika seseorang secara sadar atau tidak sadar mengikuti wahyu palsu, maka akan dapat berakibat cukup fatal yang membuatnya tersesat sehingga jauh atau semakin jauh dari kasih karunia Allah. Apapun definisi tentang keselamatan. misalnya, namun berada di atas suatu “jalan” yang benar merupakan suatu kondisi awal atau “infrastruktur” penting untuk bagaimana seseorang dapat memulai suatu kehidupan beriman yang akan membawanya pada keselamatan jiwa.

Alkitab LAI sebut frase  “nabi palsu” sebanyak dua belas kali.

Jika Anda search frase “nabi palsu” di Alkitab LAI, akan dijumpai sebanyak 12 kali frase itu muncul.

7 Ciri Khas Nabi Palsu:

“Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. ” (Matius 7:15-18)

  1. Dia (mereka) hanya menginginkan sesuatu yang dapat dinikmati dari umat atau jemaat (seperti serigala yang ingin menikmati daging kambing).
  2. Dia (mereka) tidak memberikan pengajaran maupun contoh kehidupan  yang sifatnya membangun atau mensejahterakan kehidupan rohani umat atau jemaat (pohon tanpa buah yang baik untuk dinikmati) “Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.” (Mat 24:11-12)
  3. Dia (mereka) memberi pengajaran yang menyesatkan umat atau jemaat, yang berdampak tumbuhnya kedurhakaan umat atau jemaat sebagai akibat mentaati ajaran “nabi” tersebut, entahkah itu berupa tindakan “violence” , kekerasan, kebengisan, yang justru terjadi karena ketaatan pada ajaran palsu tersebut. Di bawah kondisi ini, orang-orang tidak lagi mempunyai kasih kepada sesama, oleh karena kasih itu telah menjadi dingin oleh sebab “racun” dari pengajaran sesat (wahyu palsu) sang Nabi Palsu. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga. (Mat 24:24)
  4. Dia (mereka) mungkin saja dapat melakukan “mujizat” yaitu sesuatu kejadian supranatural tertentu tetapi yang jelas bukan dilakukan oleh Roh Kudus.  Mujizat palsu inilah yang dalam taraf tertentu membuat umat atau jemaat menyangka bahwa dia (mereka) merupakan nabi Tuhan sehingga diikuti. Bahkan orang-orang pilihan ada juga yang dapat disesatkannya. Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaranpengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.  Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat. Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda. (2 Ptr 2:1-3)
  5. Menyangkali penebusan Yesus Kristus.
  6. Hidup dalam hawa nafsu. 
  7. Oleh pengajaran sesatnya, umat (jemaat) akan menghujat (menghina) Jalan Kebenaran.

Nabi Palsu mungkin saja bisa berasal dari kalangan Kristen sendiri, maupun di luar Kristen.

Sumber: https://gkbigombong.wordpress.com/pengajaran/7-ciri-khas-nabi-palsu/

ALKITAB BICARA TENTANG TEOLOGI KEMAKMURAN

Dalam teologi kemakmuran, dikenal istilah “Kata-Kata Iman,” di mana orang percaya diijinkan memperalat Allah. Kebenaran kekristenan yang sejati justru sebaliknya – Allah yang menggunakan orang percaya.

Teologi kemakmuran memandang Roh Kudus sebagai kuasa yang dapat digunakan sebagaimana yang diinginkan oleh orang-orang percaya. Alkitab mengajarkan bahwa Roh Kudus merupakan Pribadi yang memampukan orang percaya menjalankan kehendak Allah. Gerakan teologi kemakmuran amat mirip dengan beberapa sekte ketamakan yang menyusupi dan merusak gereja mula-mula.

Paulus dan rasul-rasul lainnya tidak berkompromi atau berdamai dengan para guru palsu yang menyebarkan ajaran sesat semacam itu. Mereka menyebut mereka sebagai pengajar-pengajar sesat yang berbahaya dan menasihati orang-orang Kristen supaya menghindari mereka.

Paulus memperingatkan Timotius akan orang-orang semacam ini dalam 1 Timotius 6:5; 9-11. Orang-orang "yang tidak lagi berpikiran sehat" yang mengira ibadah itu adalah sumber keuntungan dan keinginan mereka akan kekayaan merupakan jebak yang menenggelamkan mereka "ke dalam keruntuhan dan kebinasaan" (ayat 9).

Mengejar kekayaan merupakan jalan yang berbahaya bagi orang-orang Kristen dan menjadi sesuatu yang diperingatkan Allah: Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka” (ayat 10).

Kalau kekayaan merupakan tujuan yang baik bagi orang-orang saleh, Yesus sudah pasti akan mengejar kekayaan. Namun, Dia tidak melakukan itu, dan lebih memilih tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya (Matius 8:20) dan mengajar murid-murid-Nya untuk bersikap serupa.

Harus pula diingat baik-baik bahwa satu-satunya murid yang mengejar kekayaan adalah Yudas.

Paulus menyatakan bahwa ketamakan merupakan penyembahan berhala (Efesus 5:5) dan mengajarkan orang-orang Efesus untuk menghindari orang-orang yang mengajarkan berita percabulan atau ketamakan (Efesus 5:6-7). Ajaran teologi kemakmuran mencegah Allah melakukan apa yang diinginkannya. Berarti, Allah dianggap bukanlah Tuhan dari segalanya karena Dia tidak bisa berbuat apa-apa, sampai kita mengijinkannya.

Iman, menurut pengajaran Kata-Kata Iman, bukannya tunduk dan percaya kepada Allah; namun lebih kepada mantera yang memungkinkan kita memanipulir hukum-hukum rohani yang dipercaya oleh para pengajar teologi kemakmuran sebagai sesuatu yang mengatur alam semesta.

Sebagaimana yang tersirat dalam nama “Kata-Kata Iman,” gerakan ini mengajarkan bahwa iman adalah soal apa yang kita katakan dan bukan soal siapa yang kita percaya atau kebenaran apa yang kita pegang dan percaya dalam hati kita.

Istilah yang paling digemari dalam ajaran ini adalah “pengakuan positif.” Ini merupakan rujukan pada pengajaran bahwa kata-kata memiliki daya cipta. Apa yang Saudara ucapkan, menentukan apa yang akan terjadi pada diri Saudara.

Pengakuan Saudara, khususnya pertolongan yang Saudara tuntut dari Allah, harus diutarakan secara positif dan tanpa keraguaan. Maka, Allah wajib menjawabnya (seolah-olah manusia dapat menuntut sesuatu dari Allah!). Jadi, kesanggupan Allah untuk memberkati kita itu sebenarnya bergantung pada iman kita.

Yakobus 4:13-16 jelas-jelas menentang pengajaran demikian: "Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung," sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.”

Jangankan mengucapkan sesuatu agar bisa terjadi, kita bahkan tidak tahu apa yang terjadi di hari esok atau apakah kita masih akan hidup atau tidak.

Bukannya mengajarkan pentingnya kekayaan, Alkitab malah memperingatkan kita untuk tidak mengejarnya. Orang-orang percaya, khususnya para pemuka gereja (1 Timotius 3:3), harus bebas dari mencintai uang (Ibrani 13:5). Cinta uang menjadi akar dari segala kejahatan (1 Timotius 6:10).

Yesus memperingatkan, Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."” (Luk 12:15).

Bertolak belakang dengan pengajaran teologi kemakmuran soal menumpuk uang dan harta dalam hidup ini, Yesus berkata, "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya" (Matius 6:19).

Kontradiksi yang begitu besar antara teologi kemakmuran dan Injil, paling tepat dirangkumkan melalui kata-kata Yesus dalam Matius 6:24, “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada Allah dan uang.”


Sumber: https://www.gotquestions.org/Indonesia/injil-kemakmuran.html

KESAKSIAN HIDUP Pdt. SYAIFUL HAMZAH S.Th., M.Th



KESAKSIAN HIDUP
Pdt. SYAIFUL HAMZAH S.Th., M.Th
(GEMBALA SIDANG GBI JL. MELATI JAKARTA)

Lantang! Itulah sepenggal kata yang dapat redaksi simpulkan saat Pdt. Syaiful Hamzah berkhotbah. Dari awal sampai akhir, sedikit sekali intonasi kotbah yang pelan, semua di sampaikan dengan tegas dan nyaring. Menilik perjalanan hidupnya yang dulunya tidak percaya, kemudian menjadi percaya kepada Tuhan, dan menyerahkan hidupnya untuk melayani Tuhan dengan segenap hati dan menjadi pengkhotbah, maka hanya nama Tuhan Yesus Kristus yang patut di tinggikan. Sejarah hidup.

Pdt. Syaiful Hamzah, lahir di ibukota Jakarta, 43 tahun silam, tepatnya tanggal, 12 April 1974 di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Beliau merupakan anak tunggal dari pasangan:


Alm. Haji Andi Thohir (Suku Mandar Sulawesi Barat) dan
Alm. Hajjah Ramlah Sari Harahap (Suku Batak Mandailing)


yang merupakan keluarga muslim. Dari kecil, ia sudah terbiasa ke masjid mengikuti kepercayaan orang tuanya. Saat Sekolah Dasar ia bersekolah di  Sekolah Dasar Negeri 17 Pagi Rawabadak dan melanjutkan pendidikannya di Madrasyah Tsanawiyah Ar-Arasyidiyah Walang Jakarta Utara (setara SLTP) lalu saat SMA, ia bersekolah di STM Perguruan Cikini, Tj. Priuk, Jakarta Utara dan melanjutkan ke perguruan tinggi pada tahun 1992, di Universitas Islam Sumatra Utara Medan sampai tahun 1996.

Pertobatan.

Pada 1997, Pdt. Syaiful merantau ke Galela, Maluku Utara untuk mencari kehidupan baru sampai tahun 1999. Untuk mencukupi kebutuhan hidup di sana, beliau bekerja di salah satu perusahaan swasta. Niat hati untuk bekerja lama dan menetap di sana akhirnya pupus setelah pada tanggal 19 Januari 1999 terjadi kerusuhan agama di Ambon, yang mana kerusuhan ini merambat sampai ke Maluku Utara.

Kerusuhaan ini justru berakibat baik bagi beliau karena dari situlah awal mula pertobatannya, hal itu dimulai ketika terjadi pergolakan batin dimana timbul pertimbangan keimanan Pdt. Syaiful Hamzah perihal ajarannya yang ia pahami dahulu adalah bahwa darah orang di luar keimanan yang terdahulu adalah HALAL. Lalu pada pertengahan 1999, Pdt. Syaiful dengan yakin dan mantap memilih ajaran Kristus yang mengajarkan Kasih dan Pengampunan. Dari keyakinan hati yang kuat inilah beliau semakin memiliki kerinduan untuk belajar tentang Kristus dan bagaimana melayaniNya.

Pada bulan Desember 1999 beliau pertama kali masuk ke gereja untuk beribadah karena di ajak oleh salah satu keluarga yang berada di Maluku Utara yang bernama Ko Seng. Seiring dengan kerusuhan Ambon merambat sampai ke Galela, Maluku Utara tempat Pdt. Syaiful menetap pada tanggal 26 Desember 1999, Pdt. Syaiful Hamzah dan keluarga Ko Seng terkepung oleh pasukan jihad karena Galela adalah basis berkumpulnya pasukan jihad, maka atas pertolongan Tuhan Yesus Kristus, akhirnya beliau dan keluarga Ko Seng dapat melarikan diri dengan menaiki kapal barang, dan menyeberang ke Bitung, Sulawesi Utara. Sejak saat itu, tepatnya di kota Manado sebagai seorang pengungsi dari kerusahan di Maluku Utara, Pdt. Syaiful harus memulai lagi kehidupan yang baru sebagai seorang pengungsi, bahkan untuk menghidupi kehidupannya di tanah pegungsian, ia menjual Koran dan hasilnya dipakai untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dalam perjalanan waktu, oleh anugerah Tuhan ia dapat bekerja di salah satu perusahaan ekspedisi yang bernama PT. Max Dirgantara dan Tomas Express. Singkat cerita, di kota Manado-lah beliau di baptis di Gereja Masehi Injil Minahasa (GMIM) Karame Molas Manado, tetapi karena perbedaan teologi yang dipahami oleh beliau maka beliau di baptis secara selam di Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Tombatu Oleh Pdt. Rumokoy, Minahasa, Sulawesi Utara.


Pada tahun 2002, beliau kembali ke Jakarta, kerumah peninggalan orang tua, tepatnya di Jalan Plumpang Semper, Tanjung Priuk, Jakarta Utara, tetapi oleh karena rumah di kuasai oleh saudara tiri dan beliau juga belum berani secara “terbuka” sebagai seorang Kristen dimata keluarga dan masyarakat tempat kelahirannya, lalu beliau menetap di rumah Pdt. Yoni Panggey.

Dirumah Pdt. Yoni Panggey, beliau di bentuk dan dibina sebagai pelayan Tuhan yang militan.Di bawah arahan Pdt. Yoni, beliau banyak belajar bagaimana menjadi seorang hamba Tuhan dan memberikan hidup secara total kepada Tuhan dan yang pasti pelayanan mengepel gereja, mengatur bangku dan sebagainya, ia kerjakan sampai tahun 2004. Tahun 2004, selain sebagai pengerja di GPdI bungur Jakarta Pusat, beliau juga membantu pelayanan di GBI Mawar Saron di bawah penggembalaan Pdt. Dr. Yakob Nahuway sebagai pemusik dan pengkotbah di doa pagi dan doa malam Mawar Saron, pelayanan di GBI Mawar Saron dimulai ketika ia mengikuti Sekolah Orientasi Melayani (SOM) angkatan 37 tahun 2003 dimana pada saat itu bertemu dengan Alm. Pdt. Masudara, Alm. Pdt. Simamora, dan Alm. Pdt. Yance Sipahelut, dan dari hamba-hamba Tuhan inilah, beliau dibina dan dibentuk untuk menjadi hamba Tuhan yang terus diproses sampai sekarang ini.

Bertemu dengan pasangan hidup.

Pada tahun 2003 ketika beliau aktif membantu pelayanan di GBI Mawar Saron, beliau berkenalan dengan seorang wanita Batak, yaitu boru SIHOTANG (TIOLIDA SIHOTANG) yang menurutnya ”paling cantik” yang ia kenal juga sebagai pemimpin pujian doa malam dan koor Hosana, dan akhirnya tahun 2004 beliau menikah di GPdI Bungur, Jakarta Pusat, dan puji Tuhan, dan saat ini anak mereka diberi nama MALKHI KURANIAWAN dan JOSHUA RJ EKLESYAIFUL

Pendidikan dan penggembalaan.

Kerinduan Pdt. Syaiful Hamzah, untuk menjadi hamba Tuhan membuat ia melanjutkan pendidikan teologi sampai tingkat Magister , dimana ia mengambil

S1 teologi di ITKR / Sekolah Tinggi Teologi REM Jakarta dan
S2 teologi di Sekolah Tinggi Teologi Jaffray Jakarta,

saat ini beliau menggembalakan jemaat di GBI Jl. Melati Jakarta Utara dimana oleh pertolongan Tuhan, jemaat yang dirintis dari satu orang gila selama 2 tahun sampai saat ini jiwa terus bertambah didalam penggembalaannya.


Awal perintisan Gereja yang digembalakan beliau adalah berawal dari rumah almarhum orang tuanya sendiri yaitu rumah yang dulu sering orang tuanya adakan pengajian, dan tahlilan, yang akhirnya beliau gunakan untuk tempat ibadah, meskipun gereja mereka ditutup paksa pada tahun 2008 dan bahkan beliau hampir di hakimi massa, tetapi Tuhan tidak pernah kekurangan cara untuk memberkati gerejanya, bahkan saat ini gereja yang digembalakan beliau semakin meningkat, haleluya, Selain menggembalakan jemaat, beliau juga adalah sebagai seorang dosen di beberapa Sekolah Tinggi Teologi dan Universitas antara lain, yaitu:

Sekolah Tinggi Teologi Jafray,
Sekolah Tinggi Teologi Lintas Budaya,
Sekolah Tinggi Teologi Bethesda,
Sekolah Tinggi Teologi Kenos,
Sekolah Tinggi Teologi Global
Sekolah Tinggi Teologi Global Madiun (Cab. Jakarta)
Sekolah Tinggi Teologi Andatu
Sekolah Tinggi Teologi Harapan Indah
Sekolah Tinggi Teologi Agape (Cab STT Agape / GPdI Bandar Lampung),
Sekolah Tinggi Teologi Katharos dan STT lainnya
Universitas Satya Negara Indonesia (USNI).

Satu prinsip yang hamba Nya selalu pegang adalah “apapun yang telah dicapai itu semua adalah karena berkat Tuhan dan harus dipersembahkan bagi kemuliaan namaNya”.

Selain dalam bimbingan beberapa pendeta yang telah membentuk beliau menjadi hamba Tuhan, beliau juga dibimbing dalam pendidikan teologi Kristen untuk mengenal Kristus agar lebih mantap oleh Pdt DR. Jerry Rumahlatu M.Th yang juga sebagai rektor STT Jaffray tempat beliau tamat S2 magister teologi , sehingga beliau dapat mengajar dibeberapa sekolah tinggi teologi, tetapi semua itu adalah karena Tuhan baik...bagi Pdt Syaiful Hamzah keluarga boleh meninggalkan nya karena agama yang dianutnya sekarang tetapi Tuhan menggantikan keluarga yang lebih indah yaitu keluarga dalam Tuhan. 


(sumber:https://perwilutara.wordpress.com/2016/05/10/pdt-syaiful-hamzah-2/)

PROFIL / BIO DATA SYAIFUL HAMZAH S.Th., M.Th



PROFIL / BIO DATA
SYAIFUL HAMZAH NAHAMPUN M.Th
(GEMBALA SIDANG GBI JL MELATI JAKARTA)

SYAIFUL HAMZAH NAHAMPUN M.Th
Lahir: Jakarta 12 April 1974

NAMA ORANG TUA
Alm. Haji Andi Thohir (Mandar Sulawesi Barat) dan
Alm. Hajjah Ramlah Sari Harahap (Batak Mandailing)

Istri: Pdm. Tiolida Sihotang S.PdK
Anak: Melki Kurniawan dan Joshua Rajahot eklesyaiful

DIBERIKAN MARGA NAHAMPUN PADA TAHUN 2019 DI DESA PEARAJA PARLILITAN SUMATRA UTARA

Dibaptis di GMIM Karame Molas Manado Th. 2000
Dibaptis di GPdI Tombatu Minahasa Manado Th. 2001

PENDIDIKAN
SDN 17 pagi Jakarta Utara Th.1986
MADRASYAH "ARRASYIDIYAH" Jakarta utara Th. 1989
STM Perg. CIKINI Jakarta Utara Th. 1992
UNIVERSITAS ISLAM SUMATRA UTARA Th.1992 - 1996
S1 Teologi ITK REM Jakarta - Ijazah Negara S.Th. Th. 2007
S2 Teologi STT JAFFRAY Jakarta - Ijazah Negara M.Th. Th. 2011

PELAYANAN:
GEMBALA SIDANG GPdI JL. Plumpang Jakarta Th. 2004-2007
GEMBALA SIDANG GBI JL. Melati Jakarta Th. 2008 - Sekarang
KETUA BIDANG MISI BPD DKI JAKARTA UTARA
ASOSIASI PENDETA INDOSIA Bid. TEOLOGI
PGPI DKI JAKARTA Anggota Bid. MISI
KETUA PGPI (Persekutuan Gereja Pantekosta Indonesia) Kota Jakarta Utara Th. 2017-2022

WAKIL SEKRETARIS PEMUDA BATAK BERSATU PIMPINAN ANAK RANTING (PAR)  RAWABADAK SELATAN KOJA JAKARTA UTARA 2021

RIWAYAT PEKERJAAN
PT. GLOBAL AGRONUSA GALELA MALUKU Th. 1999
PT. MEX DIRGANTARA MANADO Th. 2001
PT. THOMAS EXPRESS MANADO Th. 2001
PT. PARWA DIPA UTAMA JAKARTA Th. 2002
PUKET III di STT HARAPAN INDAH Th. 2011
DOSEN TETAP di STT KENOS Th. 2013
PUKET III di STT ANDATU Th. 2015 sampai Sekarang


NO INDUK DOSEN NASIONAL: 231 204 7201

DOSEN / TENAGA PENGAJAR

UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA 
(USNI) JAKARTA

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI JAFFRAY JAKARTA
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI LINTAS BUDAYA JAKARTA
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BETHESDA BEKASI
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KENOS JAKARTA
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SAMUEL ELISABETH JAKARTA
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI HARAPAN INDAH BEKASI
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AGAPE (Cab. GPdI LAMPUNG)
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI GLOBAL JAKARTA
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI GLOBAL MADIUN JAWA TIMUR
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI ANDATU JAKARTA
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KATHAROS BEKASI
SEKOLAH PENGINJIL BETHEL JAKARTA


PEMBICARA SEMINAR:
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BETHEL INDONESIA JAKARTA
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI INJILI INDONESIA PURWOKERTO JATENG
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI DIAKONOS PURWOKERTO JATENG
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN PURWOKERTO JATENG

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH:
PANCASILA
BAHASA ARAB I
BAHASA IBRANI
BAHASA YUNANI
ISLAMOLOGI
KATAKETIK
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
BIDAT - BIDAT
APALOGETIKA KONTESTUAL
AGAMA AGAMA SUKU
PENGANTAR PERJANJIAN LAMA
PENGANTAR PERJANJIAN BARU
EXPOSISI SURAT SURAT PAULUS
TEOLOGI PB 2
EXPOSISI KITAB NABI - NABI
SEJARAH KEBANGUNAN ROHANI
SEJARAH GEREJA INDONESIA
MUSIK GEREJAWI
OEKULTISME
LOGIKA
METODOLOGI PENELITIAN
HOMILETIKA, dan lain lain