Adanya
berita yang menyebutkan bahwa agama Kristen masuk ke Indonesia pada abad ke-16
adalah satu-satunya berita yang paling bisa diterima. Hal itu disebabkan agama
Kristen diperkirakan masuk ke Indonesia bersamaan dengan kedatangan bangsa
Eropa di Indonesia. Wilayah-wilayah tradisional Kristen di Indonesia
terkonsentrasi di Tanah Batak, Nias, Mentawai, pedalaman Kalimantan, Minahasa,
Sulawesi Tengah, Tana Toraja, Nusa Tenggara Timur, Kepulauan Maluku dan Papua.
Dalam bahasa Indonesia, istilah "Kristen" diperuntukkan khusus untuk
menyebut gereja reformis (Protestan) [butuh sumber yang lebih baik] Namun,
sejarah kekristenan di Indonesia di sini juga mencakup sejarah Katolik di
Indonesia.
Namun,
kekristenan sudah ada di Indonesia dan menurut catatan ensiklopedia dicatat
jelas keberadaannya pada abad ke-10 dan ke-11. Menurut sensus penduduk tahun
2010, sekitar 5,85% dari penduduk Indonesia adalah Protestan dan sekitar 3%
beragama Katolik. Akan tetapi,diperkirakan agama tersebut masuk ke Indonesia
pada abad ke-16. Ada berita yang menyebutkan bahwa agama Kristen masuk ke
Indonesia pada abad ke-14. Agama Kristen tersebut dibawa oleh anggota ordo
Fransiskan dari Eropa. Dalam perjalanannya ke Cina, mereka singgah di Jawa,
Sumatera, dan Kalimantan. Namun, berita tersebut diragukan kebenarannya karena
tidak ada bukti fisik atau peninggalan yang bisa mendukungnya.
Sejarah
Kristen di Indonesia.
Dilihat
dari sejarah, agama Kristen pertama kali datang ke Indonesia pada abad ke-7.
Melalui gereja Assiria (Gereja Timur) yakni berdiri di dua tempat yakni, Pancur
(Sekarang wilayah dari Deli Serdang) dan Barus (Sekarang wilayah dari: Tapanuli
Tengah) di Sumatra (645 SM). Sejarah kedatangan telah tercatat oleh ulama
Syaikh Abu Salih al-Armini dalam bukunya dengan judul FIBA “Tadhakur Akhbar min
al-Kana’is wa al-Adyar min Nawabin Mishri wa al-Iqta’aih” (Daftar berita pada
gereja-gereja dan monastries di provinsi-provinsi Mesir dan sekitarnya). Daftar
gereja-gereja dan monastries dari naskah asli dalam bahasa Arab dengan 114
halaman ini berisi berita tentang 707 gereja-gereja dan 181 monastries Kristen
yang tersebar di sekitar Mesir, Nubia, Abysina, Afrika Barat, Spanyol, Arab dan
India . Dalam bukunya (Abu Salih), tanah Indonesia masih dimasukkan dalam
wilayah India (al-Hindah).
Gereja
Ortodoks adalah kelompok Kristen/Gereja pendatang yang menurut penelitian dari
pakar-pakar sejarah dan arkeologi lama, pertama hadir dan datang ke Indoneia yang
ditandai dengan/melalui kehadiran Gereja Nestorian yang merupakan corak gereja
Asiria di daerah Fansur (Barus), di wilayah Mandailing, Sumatera Utara. Namun
menurut A.J. Butler M.A., kata Fahsûr seharusnya ditulis Mansûr, yaitu sebuah
negara pada zaman kuno yang terdapat di Barat Laut India, terletak di sekitar
Sungai Indus. Mansur merupakan negara paling utama yang terkenal di antara
orang-orang Arab dalam hal komoditas kamfer (al-kafur).
Katolik
Roma pertama tiba pada tahun 1511 di tanah Aceh, yaitu dari Ordo Karmel, dan
1534 di kepulauan Maluku melalui orang Portugis yang dikirim untuk eksplorasi.
Fransiskus Xaverius, misionaris Katolik Roma dan pendiri Ordo Yesuit bekerja di
kepulauan Maluku pada tahun 1546 sampai tahun 1547.
Protestanisme
pertama kali diperkenalkan oleh Belanda pada abad keenam belas, sehingga
terpengaruh pada ajaran Calvinisme dan Lutheran.
Salah
satu tujuan imperialisme kuno adalah God, menggunakan daerah jajahan untuk
tempat penyebaran agama Nasrani/Kristen. Oleh karena itu, kedatangan
orang-orang Eropa di Indonesia berkaitan dengan penyebaran agama Kristen.
Semula agama Kristen-Katolik disebarkan bersamaan dengan kedatangan bangsa
Portugis di Maluku. Karya misionaris Katolik dimulai pada abad ke-16. Bermula
di Ambon, kemudian Ternate dan Halmahera, serta Flores dan Timor. Kini kedua
pulau terakhir ini menjadi jantung agama Katolik di Indonesia.
Pada
1960-an akibat anti-Komunis dan anti-Konfusianisme banyak pengikut Komunis dan
orang Tionghoa mengklaim diri sebagai orang Kristen, akan tetapi banyak bangsa
Tionghoa yang akhirnya menerima agama Kristen dan sekarang mayoritas kalangan
muda bangsa Tionghoa adalah umat Kristen. Kristen di Indonesia lebih bebas
untuk menjalankan agama mereka dibandingkan dengan beberapa negara seperti Malaysia,
dan beberapa negara Arab. Di provinsi Papua dan Sulawesi Utara, Protestan
merupakan agama mayoritas. Jumlah populasi orang Kristen juga ditemukan di
sekitar danau Toba di Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, pedalaman Tana
Toraja, dan sebagian wilayah di provinsi Maluku. Walaupun Indonesia mayoritas
beragama Muslim, para misionaris tetap bebas untuk menyebarkan agama Kristen di
Indonesia. Dan banyak sekolah Kristen yang mengajarkan agama Kristen. Protestan
di Indonesia terdiri dari berbagai denominasi, yaitu Huria Kristen Batak
Protestan, Gereja Pantekosta di Indonesia, Gereja Tiberias Indonesia/Gereja
Bethel Indonesia, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh , Gereja Yesus Sejati,
Mennonit, Gereja Metodis, Gereja Baptis, Gereja Tabernakel Indonesia, Gereja
Kristen Protestan Simalungun, Gereja Kristen Rejang dan denominasi lainnya.
Penyebaran
Agama kristen di Indonesia.
Salah
satu tujuan penjelajahan samudra oleh orang-orang Eropa adalah menyebarkan
agama Kristen (Gospel). Oleh karena itu, pada setiap kapal yang berlayar turut
serta pula para pendeta agama Kristen. Pada awal abad ke-16, para pelaut Eropa
berhasil menemukan daerah-daerah baru. Sejak saat itulah, agama Kristen
menyebar ke seluruh penjuru dunia. Penyebaran agama Kristen ke seluruh penjuru
dunia dilakukan oleh para misionaris Spanyol dan Portugis. Hal itu disebabkan
kedua bangsa inilah yang mempunyai hak berdagang di dunia sampai menjelang
akhir abad ke-16, juga karena perintah Paus
Fransiscus di Roma. Misionaris Portugis yang terkenal adalah Fransiscus
Xaverius adalah tokoh Xaverius dan Matteo Ricci. Mereka menyebarkan agama
Katolik di misionaris yang berjasa India, Maluku, Cina, dan Jepang. Misionaris
Spanyol menyebarkan mengenalkan agama
Katolik ke Filipina.
Fransiscus
Xaverius adalah seorang misionaris yang banyak dikenal penduduk Indonesia.
Berkat usahanya, agama Katolik berkembang di Indonesia terutama Indonesia
Timur. Pada awalnya, para misionaris Katolik dari Portugis memusatkan
kegiatannya di Maluku, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Pulau Siau, dan
Sangir. Selanjutnya, para misionaris itu berusaha menyebarkan agama Katolik ke
bagian barat Indonesia, seperti Jawa Timur dan Kalimantan Selatan. Namun, misi
itu tidak memperoleh hasil yang diharapkan.
Usaha-usaha
yang ditempuh Portugis dalam menyebarkan agama Kristen bukannya tanpa halangan.
Rakyat dan penguasa pribumi yang umumnya beragama Islam menentang aktivitas
penyebaran agama Katolik oleh bangsa Portugis. Di samping itu, kedatangan
Belanda di Maluku juga menjadi penghalang sehingga sejak saat itu penyebaran
agama Katolik hanya terbatas di daerah Maluku Utara, Sulawesi Utara, dan
Kepulauan Sangihe Talaud. Ketika Portugis terusir dari Maluku dan menetap di
Timor Timur, daerah-daerah yang mendapat pengaruh agama Katolik masih termatas.
Daerah-daerah di Timor Timur yang mendapat pengaruh agama Katolik, seperti
Flores bagian timur, Pulau Solor, dan pulau-pulau kecil di Nusa Tenggara Timur.
Zending
Belanda di Indonesia.
Pada abad
ke-17, peranan agama Katolik di Belanda sebagai agama resmi digantikan oleh
agama Protestan. Pemerintah Belanda melarang aktivitas agama Katolik secara
terbuka. Kebijakan peme-rintah Belanda ini juga berdampak di tanah jajahannya,
seperti Indonesia. Pelaksanaan ibadah umat Katolik pun mulai dibatasi. Belanda
mulai mengirim para zending-nya untuk menyebarkan agama Prote stan.
Sejak
abad ke-17, peranan Portugis dalam perdagangan di Asia makin merosot.
Akibatnya, penyebaran agama Katolik makin mundur dan digantikan oleh Belanda
(VOC). Pada zaman VOC, para zending Belanda menyebarkan agama Protestan di
Indonesia.
Untuk
mendukung penyebaran agama Protestan di Indonesia, VOC menyatakan bahwa pemilik
negara adalah pemilik agama. Oleh karena itu, VOC banyak memaksa penduduk untuk
memeluk agama Protestan. Selain itu, VOC juga mendatangkan para zending dari
Belanda ke Indonesia untuk menyebarkan agama Protestan, membangun
sekolah-sekolah keagamaan, dan menerjemahkan Injil ke dalam bahasa masyarakat
setempat.
Para
tokoh zending yang berjasa menyebarkan agama Protestan di Indonesia, antara
lain Ludwig Ingwer Nommensen, Sebastian Qanckaarts, Andrian
Huiseas,ane..ereamenyebarkan agama Protestan di Maluku, Sangir Talaud, Timor,
Tapanuli, dan sebagian Jawa serta Sumatera.
Para
tokoh zending itulah yang berjasa terhadap berkembangnya beberapa organisasi
gereja di Indonesia, seperti Nederlands
Zendeling Genootschap (NZG), yaitu organisasi pekabar Injil Belanda yang
berusaha menyebarkan agama Protestan;
membentuk
organisasi gereja di Indonesia, misalnya Gereja Protestan Maluku (GPM), Huria
Kristen Batak Protestan (HKBP), dan Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW).
Perkembangan
agama Katolik dan Protestan mempunyai hak yang sama sejak Indonesia dipegang
oleh Gubernur Jenderal Daendels. Sejak itu, para misionaris dan zending
berlomba-lomba menyebarkan agamanya ke daerah-daerah yang belum dijangkau
Islam. Daerah di Indonesia yang mendapat pengaruh Kristen, antara lain sebagai
berikut:
- Sulawesi
Utara : Manado, Pulau Siau, Pulau Sangir Talaud, Tondana, Minahasa, Tomohon,
Luwu, Mamesa, dan Poso; :
- Nusa
Tenggara Timur Timor, Pulau Ende, Larantuka, dan Lewanama;
- Pulau
Jawa : Blambangan, Panarukan, Batavia, Semarang, dan Yogyakarta (Katolik) serta
di Mojowarno dan Ngoro, Kebumen, Purworejo, Purbalingga, dan Banyumas
(Protestan), sedangkan di Jawa Barat berkembang di Bogor, Sukabumi, dan
Bandung; :
- Sumatera
Utara :Angkola, Sipirok, Tapanuli Selatan, Samosir, Sibolga, Karo, Kabanjahe,
Sirombu, dan Kepulauan Nias
- Kalimantan
Selatan :Barito dan Kuala Kapuas
- Kalimantan
Barat :Pontianak;
- Kalimantan
Tengah: menyentuh masyarakat Dayak; Papua dan Maluku
- Melalui
Sekolah - Sekolah Jaman Belanda.
Secara
resmi kegiatan agama Katolik pada zaman VOC, dimulai pada pertengahan abad
ke-19. Disaat penguasa Belanda memaklumkan otonomi gereja Katolik untuk
melakukan karya misionaris. Salah satu misionaris di Indonesia adalah
Fransiscus Xaverius. Untuk selanjutnya penyebaran agama Katolik disebarkan oleh
sebuah organisasi (badan) yang disebut Missi. Missi mengadakan penyebaran agama
Katolik di pedalaman Kalimantan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara
Timur, Maluku Tengah, Maluku Selatan, dan Irian Jaya.
Pada abad
ke-17, dengan kehadiran VOC, Kristen Protestan mulai berperan penting di
Indonesia. Meski tujuan utamanya berdagang. VOC berkewajiban meningkatkan
meningkatkan iman Protestan bagi orang-orang di bawah kendali wilayah
kekuasaanya. Orang-orang yang dahulu memeluk Katolik, beralih ke Protestan,
terutama di Maluku, Manado, dan Batavia. Kantung-kantung baru masyarakat
Kristen didirikan, terutama Indonesia Timur. Flores dan sebagian Timor tetap
memeluk agama Katolik. Sebab pengaruh Portugis tetap berlanjut. Ketika VOC
dibubarkan pada tahun 1799, masih terdapat sekitar 50.000 pemeluk protestan di
bekas wilayah kekuasaannya.
Semasa
pemerintahan Gubernur Jenderal H.W Daendels di Indonesia (1808–1811), kebebasan
beragama dijamin. Sejak itu berakhirlah dominasi Kalvinisme di Indonesia.
Kemudian pemerintahan Inggris dengan Gubernur Jenderal Sir Thomas Stamford
Raffles yang mengizinkan berbagai organisasi misi masuk ke Indonesia. Kebijakan
tersebut dilanjutkan ketika Indonesia diserahkan kembali kepada Belanda tahun
1815. Dua tahun kemudian (1817), seluruh gereja Protestan di Indonesia
dinyatakan menjadi gereja pemerintah. Penyebaran agama Kristen Protestan di
Indonesia dilakukan sejak zaman VOC. Kemudian dilakukan oleh suatu organisasi
(badan) yang disebut Zending (Pekabaran Injil). Semula Zending diurus oleh
pemerintah Belanda. Namun mulai tahun 1935, Zending berdiri sendiri.
Wilayah
Persebaran Agama Kristen di Indonesia pada Masa Kolonial.
Saat VOC
berkuasa, kegiatan misionaris Katholik terdesak oleh kegiatan zending Kristen
Protestan, dan bertahan di Flores dan Timor. Namun sejak Daendels berkuasa,
agama Katholik dan Kristen Protestan diberi hak sama, dan mulailah misionaris
menyebarkan kembali agama Katholik terutama ke daerah-daerah yang belum
terjangkau agama-agama lain.
Penyebaran
agama Kristen Protestan di Maluku menjadi giat setelah didirikan Gereja
Protestan Maluku (GPM) tanggal 6 September 1935. Organisasi GPM menampung
penganut Kristen Protestan di seluruh Maluku dan Papua bagian selatan.
Penyebaran
agama Kristen menjangkau Sulawesi Utara di Manado, Tomohon, Pulau Siau, Pulau
Sangir Talaud, Tondano, Minahasa, Luwu, Mamasa dan Poso, serta di Nusa Tenggara
Timur yang meliputi Timor, Pulau Ende, Larantuka, Lewonama, dan Flores.
Adapun
persebaran agama Katholik di Jawa semula hanya berlangsung di Blambangan,
Panarukan, Jawa Timur. Namun, kemudian menyebar ke wilayah barat, seperti
Batavia, Semarang, dan Jogjakarta.
Agama
Kristen Protestan di Jawa Timur berkembang di Mojowarno, Ngoro dekat Jombang.
Di Jawa Tengah meliputi Magelang, Kebumen, Wonosobo, Cilacap, Ambarawa,
Salatiga, Purworejo, Purbalingga, dan Banyumas.
Di Jawa
Barat pusat penyebaran agama Kristen terdapat di Bogor, Sukabumi, dan Lembang
(Bandung).
Di
Sumatra Utara masyarakat Batak yang menganut agama Kristen berpusat di Angkola
Sipirok, Tapanuli Selatan, Samosir, Sibolga, Buluh Hawar di Karo, Kabanjahe,
Sirombu, dan kepulauan Nias. Kegiatan agama Kristen pada masyarakat Batak
dipusatkan pada organisasi HKBP.
Adapun di
Kalimantan Selatan agama Kristen berkembang di Barito dan Kuala Kapuas. Di
Kalimantan Barat umat Nasrani banyak terdapat di Pontianak. Di Kalimantan Timur
banyak terdapat di Samarinda, Kalimantan Tengah di pemukiman masyarakat Dayak
desa Perak dan Kapuas Kahayan. Upaya penyebaran dilakukan di daerah-daerah yang
belum tersentuh agama lainnya. Juga dilakukan dengan mengadakan
tindakan-tindakan kemanusiaan seperti mendirikan rumah sakit dan sekolah.
Akhirnya berkat kerja keras kaum misionaris dan zending, agama Kristen dapat
berkembang di Indonesia sampai sekarang.
Sumber: http://www.berbagaireviews.com/2016/12/sejarah-masuknya-kristen-dan-penyebaran.html